Kalender Indonesia

Blog tentang budaya Jawa, primbon, dan info liburan

Memahami Sistem Kalender Hijriah dan Perbedaannya dengan Masehi

Kalender Hijriah dan Masehi berdampingan

Kalender Hijriah merupakan sistem penanggalan penting dalam Islam yang digunakan untuk menentukan waktu ibadah dan peristiwa penting agama. Berbeda dengan kalender Masehi yang digunakan secara internasional, kalender Hijriah memiliki karakteristik unik berbasis peredaran bulan (qamariyah). Artikel ini akan mengupas tuntas sistem kalender Hijriah dan perbedaannya dengan kalender Masehi.

Asal Usul Kalender Hijriah

Kalender Hijriah pertama kali ditetapkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 638 M (17 H). Penanggalan ini dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 M, yang menjadi tahun pertama kalender Hijriah.

622 M

Tahun Hijriah dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW

638 M

Kalender Hijriah resmi diadopsi oleh Khalifah Umar bin Khattab

Sekarang

Digunakan sebagai penanggalan resmi untuk ibadah umat Islam

Karakteristik Kalender Hijriah

Kalender Hijriah memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari kalender Masehi:

Sistem Lunar

Berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi (29-30 hari/bulan)

12 Bulan/Tahun

Terdiri dari 12 bulan dengan jumlah hari bervariasi

Pengamatan Visual

Awal bulan ditentukan dengan melihat hilal (bulan sabit)

Tahun Kabisat

Memiliki 11 tahun kabisat dalam siklus 30 tahun

Nama-Nama Bulan dalam Kalender Hijriah

Kalender Hijriah terdiri dari 12 bulan dengan nama-nama yang memiliki makna sejarah:

No Nama Bulan Jumlah Hari Makna/Karakteristik
1 Muharram 30 Bulan yang dihormati, tahun baru Islam
2 Safar 29 Bulan perjalanan (safar) setelah panen
3 Rabi'ul Awal 30 Musim semi pertama, kelahiran Nabi
4 Rabi'ul Akhir 29 Musim semi kedua
5 Jumadil Awal 30 Musim kering pertama
6 Jumadil Akhir 29 Musim kering kedua
7 Rajab 30 Bulan yang dimuliakan, Isra' Mi'raj
8 Sya'ban 29 Bulan persiapan menuju Ramadhan
9 Ramadhan 30 Bulan puasa wajib
10 Syawal 29 Hari Raya Idul Fitri
11 Dzulqaidah 30 Bulan tenang, larangan perang
12 Dzulhijjah 29/30 Bulan haji dan Idul Adha

Perbedaan Mendasar dengan Kalender Masehi

Kalender Hijriah

  • Berdasarkan peredaran bulan (lunar)
  • 1 tahun = 354/355 hari
  • Bulan terdiri dari 29/30 hari
  • Awal bulan ditentukan dengan melihat hilal
  • Digunakan untuk ibadah Islam
  • Tahun kabisat menambah 1 hari di Dzulhijjah

Kalender Masehi

  • Berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari (solar)
  • 1 tahun = 365/366 hari
  • Bulan terdiri dari 28-31 hari
  • Awal bulan berdasarkan perhitungan astronomi
  • Digunakan secara internasional
  • Tahun kabisat menambah 1 hari di Februari

Konversi Antara Kalender Hijriah dan Masehi

Karena perbedaan jumlah hari per tahun, tanggal Hijriah dan Masehi tidak tetap selisihnya. Beberapa metode konversi yang umum digunakan:

Metode Perhitungan

Rumus konversi: H = M - 622 + (M - 622)/32

Contoh: 2025 M = 1446 H (perkiraan)

Metode Rukyat

Berdasarkan pengamatan hilal secara visual

Digunakan untuk penentuan awal Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah

Metode Hisab

Perhitungan astronomi posisi bulan

Lebih akurat dan bisa diprediksi jauh hari

Pertanyaan Umum tentang Kalender Hijriah

Mengapa tanggal hari raya Islam berubah setiap tahun?

Karena kalender Hijriah lebih pendek 10-12 hari dari kalender Masehi, sehingga tanggal hari raya Islam akan maju setiap tahun dalam kalender Masehi.

Bagaimana cara menentukan awal bulan Hijriah?

Ada dua metode utama: 1) Rukyat (melihat hilal secara visual), 2) Hisab (perhitungan astronomi). Di Indonesia menggunakan kombinasi keduanya.

Mengapa ada perbedaan penentuan 1 Ramadhan atau 1 Syawal?

Perbedaan ini terjadi karena perbedaan metode penentuan (rukyat vs hisab) dan perbedaan lokasi pengamatan hilal di berbagai negara.