Kalender Hijriah merupakan sistem penanggalan penting dalam Islam yang digunakan untuk menentukan waktu ibadah dan peristiwa penting agama. Berbeda dengan kalender Masehi yang digunakan secara internasional, kalender Hijriah memiliki karakteristik unik berbasis peredaran bulan (qamariyah). Artikel ini akan mengupas tuntas sistem kalender Hijriah dan perbedaannya dengan kalender Masehi.
Asal Usul Kalender Hijriah
Kalender Hijriah pertama kali ditetapkan pada masa Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 638 M (17 H). Penanggalan ini dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 M, yang menjadi tahun pertama kalender Hijriah.
622 M
Tahun Hijriah dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW
638 M
Kalender Hijriah resmi diadopsi oleh Khalifah Umar bin Khattab
Sekarang
Digunakan sebagai penanggalan resmi untuk ibadah umat Islam
Karakteristik Kalender Hijriah
Kalender Hijriah memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari kalender Masehi:
Sistem Lunar
Berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi (29-30 hari/bulan)
12 Bulan/Tahun
Terdiri dari 12 bulan dengan jumlah hari bervariasi
Pengamatan Visual
Awal bulan ditentukan dengan melihat hilal (bulan sabit)
Tahun Kabisat
Memiliki 11 tahun kabisat dalam siklus 30 tahun
Nama-Nama Bulan dalam Kalender Hijriah
Kalender Hijriah terdiri dari 12 bulan dengan nama-nama yang memiliki makna sejarah:
No | Nama Bulan | Jumlah Hari | Makna/Karakteristik |
---|---|---|---|
1 | Muharram | 30 | Bulan yang dihormati, tahun baru Islam |
2 | Safar | 29 | Bulan perjalanan (safar) setelah panen |
3 | Rabi'ul Awal | 30 | Musim semi pertama, kelahiran Nabi |
4 | Rabi'ul Akhir | 29 | Musim semi kedua |
5 | Jumadil Awal | 30 | Musim kering pertama |
6 | Jumadil Akhir | 29 | Musim kering kedua |
7 | Rajab | 30 | Bulan yang dimuliakan, Isra' Mi'raj |
8 | Sya'ban | 29 | Bulan persiapan menuju Ramadhan |
9 | Ramadhan | 30 | Bulan puasa wajib |
10 | Syawal | 29 | Hari Raya Idul Fitri |
11 | Dzulqaidah | 30 | Bulan tenang, larangan perang |
12 | Dzulhijjah | 29/30 | Bulan haji dan Idul Adha |
Perbedaan Mendasar dengan Kalender Masehi
Kalender Hijriah
- Berdasarkan peredaran bulan (lunar)
- 1 tahun = 354/355 hari
- Bulan terdiri dari 29/30 hari
- Awal bulan ditentukan dengan melihat hilal
- Digunakan untuk ibadah Islam
- Tahun kabisat menambah 1 hari di Dzulhijjah
Kalender Masehi
- Berdasarkan peredaran bumi mengelilingi matahari (solar)
- 1 tahun = 365/366 hari
- Bulan terdiri dari 28-31 hari
- Awal bulan berdasarkan perhitungan astronomi
- Digunakan secara internasional
- Tahun kabisat menambah 1 hari di Februari
Konversi Antara Kalender Hijriah dan Masehi
Karena perbedaan jumlah hari per tahun, tanggal Hijriah dan Masehi tidak tetap selisihnya. Beberapa metode konversi yang umum digunakan:
Metode Perhitungan
Rumus konversi: H = M - 622 + (M - 622)/32
Contoh: 2025 M = 1446 H (perkiraan)
Metode Rukyat
Berdasarkan pengamatan hilal secara visual
Digunakan untuk penentuan awal Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah
Metode Hisab
Perhitungan astronomi posisi bulan
Lebih akurat dan bisa diprediksi jauh hari
Pertanyaan Umum tentang Kalender Hijriah
Mengapa tanggal hari raya Islam berubah setiap tahun?
Karena kalender Hijriah lebih pendek 10-12 hari dari kalender Masehi, sehingga tanggal hari raya Islam akan maju setiap tahun dalam kalender Masehi.
Bagaimana cara menentukan awal bulan Hijriah?
Ada dua metode utama: 1) Rukyat (melihat hilal secara visual), 2) Hisab (perhitungan astronomi). Di Indonesia menggunakan kombinasi keduanya.
Mengapa ada perbedaan penentuan 1 Ramadhan atau 1 Syawal?
Perbedaan ini terjadi karena perbedaan metode penentuan (rukyat vs hisab) dan perbedaan lokasi pengamatan hilal di berbagai negara.